Saat ini terdapat 3 mode pemasangan PLTS, yaitu di atas tanah, di atas atap, dan di permukaan air. PLTS yang dipasang di permukaan tanah atau PLTS ground-mounted merupakan PLTS yang standar biasa digunakan, mode ini disusul oleh PLTS Atap yang menawarkan solusi atas kelangkaan lahan.
PLTS Atap juga menjadi opsi yang tepat untuk pemasangan secara individu. Hal ini menjadikan masyarakat awam dapat berkontribusi dalam menggunakan energi yang ramah lingkungan.
Mode PLTS ketiga yaitu PLTS Terapung, PLTS Terapung pada dasarnya merupakan panel surya yang dipasang di permukaan air. Hal ini menjadikannya membutuhkan permukaan khusus yang memungkinkan panel untuk mengapung.
Material yang digunakan harus tahan akan korosi karena permukaan tersebut akan terus terpapar air. Terdapat pula komponen jangkar yang mencegah panel surya untuk terombang-ambing akibat ombak.
Potensi PLTS Terapung di Indonesia mencapai 28.197,6 MW. Hal ini mengingat bahwa Indonesia merupakan negara maritim yang memiliki laut yang lebih luas dibandingkan daratannya. Perairan seperti waduk, danau, serta sungai juga banyak ditemukan di Indonesia.
PLTS Terapung pun menarik perhatian bagi pengembangan PLTS di Indonesia. PLTS Terapung juga memberikan keuntungan bagi badan air yang ditempatinya. Dengan semakin banyaknya permukaan air yang ditutup oleh panel surya, semakin kecil tingkat penguapan air. paparan matahari terhadap badan air juga berkurang sehingga suhu air terutama di siang hari tidak terlalu tinggi.
Keberadaan PLTS Terapung juga mencegah pertumbuhan alga yang merugikan bagi biota air. PLTS Terapung juga bisa mengurangi potensi abrasi.
Di samping menawarkan berbagai keuntungan, terdapat beberapa kekurangan PLTS Terapung. Di Indonesia, proyek PLTS Terapung belum banyak diimplementasi. Hal ini menjadikan PLTS Terapung masih kurang rekam jejak dan memiliki ketidakpastian dari segi biaya dan dampak lingkungan. PLTS Terapung rawan terdampak aktivitas alam, seperti ombak, tsunami, dan badai. PLTS Terapung juga menghadapi tantangan fleksibilitas karena muka air seringkali tidak stabil. PLTS Terapung juga ditakutkan memberikan dampak buruk terhadap lingkungan perairan.
Hal ini menjadikan proyek PLTS Terapung harus melakukan asesmen yang menyeluruh terkait dampak lingkungan. PLTS Terapung juga akan mengganggu aktivitas masyarakat seperti memancing dan transportasi. Namun, hal ini bisa disiasati dengan menggunakan badan air yang tidak digunakan oleh masyarakat.
Jika Anda tertarik dan ingin mengetahui informasi lebih lanjut mengenai PLTS terapung ini, Anda dapat menghubungi JARWINN sekarang juga. Kami siap membantu Anda kapan saja dan dimana saja!